Pariwisata

Darma Putra sebagai Dosen Tamu dalam “Intensive Lecture” di Hosei University Tokyo

Enam dari tujuh mahasiswa peserta, Prof Darma Putra di tengah.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Bali, Prof. I Nyoman Darma Putra diundang sebagai dosen tamu di Hosei University, Tokyo, Jepang, selama efektif satu minggu, 30 Januari – 6 Februari 2023.

Undangan menjadi dosen tamu disampaikan oleh Dean of Graduate School of Politics, Hosei University, Prof. Toru Sakane, Ph.D.

Darma Putra, Korprodi Doktor (S3) Kajian Budaya dan mantan Korprodi S2 Kajian Pariwisata (2017-2017) Pascasarjana Universitas Udayana, diundang untuk memberikan kuliah bertopik “International Tourism and Cultural Policies in Corona Time: Consideration from Indonesia, ASEAN, UN Organization and G20”.

“Pesertanya adalah mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana (master),” ujar dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Udayana.

Sesuai dengan topik, maka dalam kelas selama 14 kali pertemuan itu dibahas hal-hal seperti kebijakan pariwisata global, peran UN WTO, pengalaman berbagai negara dalam menangani Covid, warisan budaya, dark tourism termasuk terrorism, serta kebijakan pariwisata dan budaya dari pertemuan G20 di Bali November 2022.

“Sama seperti di Indonesia, setiap pertemuan berlangsung 100 menit tatap muka,” ujar Darma Putra, co-author buku Tourism Development and Terrorism in Bali (Routledge, 2018 [2007]) dan buku Balinese Reflections on Modernity and Identity in the Twentieth Century (Brill, 2011).

Pengalaman Baru

Walau hanya seminggu jadi dosen tamu, Darma merasakan banyak mendapat pengalaman baru dalam program intensive lecture di Graduate School Hosei University Tokyo . 

Darma Putra

Program ini dirancang dalam 14 kali pertemuan (kelas), setara satu semester. Pertemuan pertama diisi perkenalan dan penjelasan silabus, pertemuan terakhir diisi dengan simpulan materi dan evaluasi.

Perkuliahan yang dilaksanakan di Graduate School Building itu mulai pk. 10.40, kadang dua kali kadang tiga kali dalam sehari. Total tujuh mahasiswa yang hadir.

Dalam perkuliahan yang berlangsung dalam bahasa Inggris, mereka cukup aktif, terutama empat mahasiswa master.

“Mengajar sangat menyenangkan jika mahasiswa aktif dalam tanya jawab dan berbagi pandangan selama di kelas dan saat istirahat,” ujar Darma Putra, co-editor buku Sastra Pariwisata (Kanisius, 2020) bersama Novi Anoegrajekti dan Djoko Saryono.

Waktu istirahat sekitar 45 menit, kesempatan bagi mahasiswa untuk makan siang. Darma Putra biasanya minum kopi di Passage Coffee, yang terletak di sebelah kampus.

Secangkir kopi hitam pada hari kerja adalah 350 Yen (sekitar Rp40 ribu), kalau akhir pekan meningkat menjadi 500 yen (sekitar Rp 55 ribu). Kemungkinan naiknya harga itu karena menyesuaikan gaji pegawai di akhir pekan.

Mahasiswa Jepang yang dikenal pendiam di kelas ternyata mau semangat berdiskusi membuat kuliah hangat dialogis.

Kehangatan diskusi di ruang kuliah dilanjutkan dengan makan malam bersama, sebuah keistimewaan karena konon tidak biasa terjadi untuk mahasiswa Jepang.

Berikut adalah kesan dari Prof. Toru Sakane, Ph.D., Dean of Graduate School of Politics, Hosei University. 

Dear Darma,

I hope you are fine. I would like to express my deepest appreciation to your intensive lecture till today.

It was great success due to your enormous efforts and dedication to both your preparation and implementation.

Actually, I was quite surprised to know that students wanted to join with you lunch today. 

It is not normal in Japan to be asked like that. So, students felt you really special. Students appreciated very much due to your excellent lecture presentations.

Though it was not enough time to go to lunch, we had a really nice after-class meeting with late lunch.

Ookawara san, Watanabe san and Ko (Huang) san are all most active students in this class. I also enjoyed to join this meeting with Yuta. It was my precious memory to be with you not only the final class but also this meeting too.

Dinner bersama usai rangkaian program.

Penilaian paper mahasiswa adalah tugas terakhir program ini sebelum balik ke Bali. Untuk penilaian, Prof. Sakane dan Darma Putra menyiapkan soal dan juga memeriksa bersama, untuk menetapkan nilai bersama. 

Mahasiswa diminta membuat refleksi yang menjawab lima pertanyaan. Berbagai cara mahasiswa menjawab soal yang diberikan, dan ditulis dalam bahasa Inggris.

Mereka menilai bersama, dalam meeting terakhir sambil makan siang di restoran dekat kampus.

Selama menjadi dosen tamu, Darma menginap di Metropolitan Hotel, Edmont Tokyo JR East. Dari hotel, Darma Putra setiap hari berjalan kaki ke kampus, menempuh jarak 2,1 km, biasanya dalam waktu 30-40 menit.

“Jarak yang enak. Tak jauh tapi pas serasa olah raga atau jogging,” ujar Darma.

Waktu itu Tokyo musim dingin, rata-rata suhu udaran 1-7 derajat. Untung mentari cerah sehingga perjalanan bolak-balik kampus sedikit terasa hangat.

Darma Putra berterima kasih kepada musim dingin Jepang yang memberikan kehangatan luar biasa selama “dua belas hari padamu aku menjadi tamu,” kata Darma, sambil mengutip sampiran pantun klasik yang dipelesetkan: “kalau ada sumur di ladang, ingin kembali datang” (dp).

Leave a comment