Budaya · Hello Bali

Ritual “Ngamantukang” Dewi Sri di Kusuma Bangsa Subak Semila Denpasar Utara

Salah satu tonggak penting proses membangun rumah di kawasan jalan Kusuma Bangsa, Pemecutan Kaja, adalah ritual ngamantukang Dewi Sri, upacara memulangkan dewa padi ke Pura Ulun Suwi di wilayah Subak Semila, Denpasar Utara.

Lokasi Pura Ulun Suwi adalah di Jalan Semila Jati, di belakang (sebelah Utara) SDN Denpasar.

Upacara ini berlangsung, Kamis, 25 Agustus 2022, sore hingga petang hari. Saat itu, udara cerah, langit biru, dan angin sejuk semilir.

Di udara tampak jelas pesawat terbang yang sesekali menderu melintas.

Upacara ngamantukang Dewi Sri dilaksanakan berdasarkan kepercayaan bahwa tanah sawah yang hendak dijadikan permukiman atau rumah awalnya dijaga oleh Dewi Sri, dewi padi atau kesuburan.

Dewi Sri dipuja setiap petani di setiap sawah dan diyakini sebagai sumber kesuburan. Ketika sawah tidak lagi ditanami padi, atau fungsinya dialihkan untuk permukiman, Dewi Sri yang menjaganya mesti dituntun ke Pura Ulun Suwi, semacam Bedugul, atau Pura Subak.

Ritual ngamantukang Dewi Sri dipuput pemangku Mi, sementara saran ritual disiapkan oleh serati Made Kapar dkk, dikoordinir oleh Odah Ika dan Kak Ika. Pak Darmada yang akan menjadi pemborong juga hadir saat itu. Seorang tenaga tukang Pak Darmada juga hadir membantu membersihkan loaksi galian untuk saejn dan lokasi sumur.

Serangkaian upacara dilaksanakan di lokasi, semacam memohon Dewi Sri agar sudi diajak pamit dari loaksi tanah untuk dituntun ke Puru Ulun Suwi. Selain itu, juga dilaksanakan ritual penetapan lokasi sumur.

Sumur penting untuk proses pengerjaan proyek. Proyek tak bisa jalan tanpa air. Lokasi sumur ditempatkan di kelod kauh (selatan barat).

Lokasi sumur.

Acara berlangsung sekitar 1,5 jam. Sesudah acara di lokasi, kami menuntun Dewi Sri ke Pura Ulun Suwi yang jaraknya sekitar 3 km, dari lokasi. Adegan Dewi Sri diletakkan dalam sebuah bokor kami bawa ke Pura Ulun Suwi dengan naik mobil.

Pura Ulun Suwi

Acara di Pura Ulun Suwi dituntun pemangku setempat. Kami memberikan punia Rp 300 ribu. Dalam acara itu, kami bersembhayang dan diberikan tirta dan bija (air suci dan beras basah).

Tirta dan Bija ini kami percikan dan taburan di lokasi membangun sebagai simbol penyucian lokasi secara lengkap. Dengan upacara ini, lokasi sudah dalam kondisi bersih secara spiritual untuk dibangun rumah.

Tanah lokasi awalnya rimbun, penuh pohon besar dan pisang, serta belukar. Perabasan dan pembersihan menghabiskana sekitar Rp4 juta. Setelah beberapa bulan dikosongkan, belukar tumbuh lagi karena sempat turun hujan dan tanah subur.

Sesajen pembersihan

Rangkaian acara yang dimulai dari pk. 16.00, berakhir pk. 19.30. Kami makan malam di Warung Kedaton, Jalan Buluh Indah.

Beberapa Foto:

One thought on “Ritual “Ngamantukang” Dewi Sri di Kusuma Bangsa Subak Semila Denpasar Utara

Leave a comment